Rabu, 07 November 2012

SEJARAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

A.      Sejarah dan Pewarisan Nilai.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya pewarisan nilai-nilai dan budaya. Budaya dan nilai-nilai yang di pandang baik dan di junjung tinggi oleh generasi terdahulu diwariskan dan di teruskan kepada generasi berikutnya, bukan saja sebagai upaya untuk mensosialisasikan dan mengintegrasikan individu-individu ke dalam komunitas bangsanya, lebih jaauh lagi di maksudkan sebagai upaya memberikan bekal kekuatan dalam menghadapi masa kini dan bahkan masa-masa yang akan datang.

Hubungan antara sejarah dan pendidikan ialah bahwa proses pendidikan memerlukan dukungan sejarah, sebab sejarahlah pada hakikatnya yang memberikan bahan-bahan, inspirasi, motivasi dan berbagai perspektif bagi proses pengembanga daya-daya manusia yang menjadi hakikat dan inti pokok pendidikan.

B.      Pewarisan Nilai, Kesadaran Sejarah dan Pembangunan Bangsa.

Perlu disadari pula bahwa peranan sejarah dalam proses pendidikan sebagai bahan, inspirasi, motivasi dan perspektif dalam pengembagan daya-daya manusia tidaklah sebagai sesuatu yang berfungsi dengan sendirinya. Untuk itu di perlukan pula prasyarat lain, yaitu kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah dalam hubungan ini lebih dikaitkan kepada kesadaran sejarah sebagai bangsa, ialah mengenai bangsanya sendiri, mengenai self understanding of nation, kesadaran mengenai sangkan parannya bangsa sendiru, serta persoalan-persoalan siapakah kita ini dan mengapa kita menjadi seperti sekarang ini, persoalan what we are, why we are what we are.
  

HUBUNGAN SEJARAH DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL

A.      Hubungan Sejarah dan Sosiologi
Objek kerja sosiologi adalah manusia dengan interaksinya di masa lalu atau masa kini sedangkan sejarh objek materinya adalah manusia dan interaksinya juga tetapi di batasi hanya pada masa lalu saja. Melihat objek materi yang sama dan objek forma yang hamper sama maka tidk heran jika ada ahli yang menempatkan sejarah dan sosiologi adalah sama. Lebih khusus lagi sejarah social adalah sosiologi itu sendiri, misalnya Karl Poper dan Murthada Mutahari.

B.      Hubungan Sejarah dan Ekonomi.
Adapun yang menjadikan sejarah berhubungan dengan ekonomi tidak lain karena terletak pada kajian lmu ekonomi itu sendiri yaitu manusia, namun objek forma yang berbeda yaitu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

C.      Hubungan Sejarah dan Antropologi
Dalam ilmu sejarah kita sangat akrab dengan bahan bukti yang di jadikan sebagai dasar untuk menganalisis peristiwa. Demikian juga antropologi, ia mempunyai jenis-jenis fakta yang dapat dijadikan sebagai bukti bahwa telah ada aktivitas kehidupan manusia.

D.      Hubungan Sejarah dan Politik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejarah sangat akrab dengan politik. Membicarakan lahir, berkembang, menurun dan hilangnya kekuasaan pada masa lalu adalah merupakan membicarakan politik. Kebijakan yang dijalankan oleh seorang penguasa merupakan tindakan-tindakan politik. Namun akibat yang di timbulkannya tidak serta merta datang, mungkin puluhan atau ratusan tahun kemudian baru akan terlihat dampaknya.

E.       Hubungan Sejarah dan Geografi
Geografi sering mempengaruhi sejarah. Letak geogrfis suatu daerah tidak jarang mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya suatu kawasan. Faktor geografis selalu menjadi penentu suatu event masa lalu. Maka dalam sejarah ada determinisme geografi. Sejarah objek formanya adalah masa lalu sedangkan geografi objek formanya adalah tempat manusia bermukim.

Senin, 05 November 2012


KERAJAAN KEDIRI ( PANJALU )
                Kerajaan pertama yang di asaskan di Jawa Timur adalah Medang Kamulan, wilayahnya meliputi Nganjuk, Kediri, Ploso (Jombang), Surabaya, Pasuruan dan Malang. Kerajaan ini berlanjut menjadi Kediri ketika di perintah oleh Airlangga, yang merupakan menantu dari raja-raja keturunan Medang Kamulan. Pembagian kerajaan menjadi dua yang di lakukan Airlangga kepada kedua putranya adalah awal berdirinya kerajaan Kediri. Dalam perkembangan selanjutnya, ibukota kerajaan Panjalu di Daha dipindahkan kewilayah Kediri sehingga nama kerajaan lebih di kenal sebagai kerajaan Kediri.
raja-raja yang memerintah di Kediri, yaitu :
  1. Jayaswara
a         Jayaswara adalah raja pertama di Kediri. Raja Jayaswara sangat giat memajukan sastra sehingga ia bergelar Sastra Prabu, pada masa raja inilah kresnayan di  karang oleh Mpu Triguna, yang isinya : Raja Jayaswara inilah yang dilambangkan sebagai penjelmaan Dewa Wishnu, kemungkinan raja ini adalah penganut agama Hindu.

           2. Bameswara
Pada masa pemerintahannya, Raja Bameswara banyak meninggalkan prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah Tulunagung dan Kertosono. Kisah Raja Bameswara dan istrinya yang cantik bernama Sri Krisna terdapat dalam cerita Panji, yang isinya mengatakan perkawinan mereka adalah sebagai usaha penyatuan kerajaan yang telah terpecah pada akhir masa pemerintahan Airlangga.
           3. Jayabhaya
Raja Jayabhaya merupakan raja terkemuka dari kerajaan Kediri, karena di bawah pemerintahannya kerajaan Kediri mencapai masa kejayaanya. Kemenangan kerajaan Kediri dalam perluasan wilayahnya mengilhami pujangga Empu Sedah dan Empu Panuluh untuk menulis kitab Bhratayuda.
           4.  Sarwasywara (1160-1170)

           5.  Aryesywara (1171-1180)

           6. Sri gandhara (1180)

           7.  Kameswara (1185-1194)

           8.  Kertajaya (1194-1222)
Merupakan raja terakhir dari kerajaan Kediri, dalam pemerintahannya raja ini kurang bijaksana sehingga banyak rakyat terutama kaum brahmana yang menyeberang ke Singhasari.

Minggu, 04 November 2012

GUNA SEJARAH
                Orang tidak akan belajar sejarah bila tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah harus di tulis oleh orang di semua pradaban dan sepnjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah itu berguna secara intrinsik dan ekstrinsik.
1.       Guna Intrinsik.
Ada 4 guna sejarah secara intrinsic, yaitu :
a.       Sejarah sebagai ilmu
Banyak contoh sejarawan bukanlah orang yang memang terdidik untuk menjadi sejarawan, tetapi penulis sejarah bisa dari mana saja. Kenyataan bahwa sejarah menggunakan bahasa sehari-hari, tidak menggunakan istilah-istilah teknis, memperkuat keterbukaan yang dapat membuat siapapun mengaku sebagai sejarawan yang sah, asal hasilnya dapat di pertanggungjawabkan sebagai ilmu.

b.      Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau.
Bersama dengan mitos, sejarah adalah cara untuk mengetahui masa lampau. Bangsa yang belum mngenal tulisan mengandalkan mitos; dan yang sudah mengenal tulisan pada umumnya mengandalkan sejarah. Ada dua sikap terhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya, yaitu melestarian atau menolaknya.

c.       Sejarah sebagai pernyataan pendapat
d.      Sejarah sebagai profesi

2.       Guna Enstrinsik
Secara umum sejarah mempunyai fungsi pendidikan, yaitu sebagi pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan ilmu bantu. Selain sebagai pendidikan, sejarah juga berfungsi sebagai latar belakang, rujukan, dan bukti.

a.       Sejarah sebagai ilmu pendidikan penalaran.
Menjadi sejarawan memaksa orang menjadi penyabar. Peristiwa sejarah itu tidak dapat di paksa, atau di tolak, semuanya harus sabar menunggu. Sejarah memaksa orang utnuk memperhitungkan waktu. Berfikir secara sejarah berarti berfiir berdasarkan perkembangan. Orang harus memperhitungkan masa lalu untuk dapat membicarakan mas kini, dan masa kini untuk masa depan. Sejarah dapat menjadi ilmu manajemen perkeembangan.

b.      Sejarah sebagai ilmu bantu
Belajar sejarah penting untuk ilmu-ilmu yang jauh, seperti kehutanan, arsitektur, kedokteran dan perencanaan kota. Untuk dapat mengelola hutan dengan baik perlu di pelajari sejarah pengelolaan hutan di masa lampau, di samping belajar konsep-konsep baruseperti hutan social. Banyak bngunan lama di caantumkn dalam arsip di bwaha judul bangunan sipil.  

FUNGSI LEGITIMATIF SEJARAH
A.      Berbagai Fungsi Historiografi
Fungsi historiografi di maksudkan untuk mendokumentasikan, memapankan fakta dan data mengenai peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian pada masa lampau. Dokumentasi data dan fakta sejarah serta penulisannya ternyata memuat berbagai makna. Oleh sebab itu sesuai dengan subtansi dan strukrnya akan melahirkan fungsi-fungsi penulisan sejarah yang berbeda-beda alam masyarakat atau suatu bangsa.
Fungsi pertama adalah fungsi genetis. Fungsi penulisan sejarah pada hakikatnya berusaha untuk mengungkapkan bagaimana terjadinya dan asal mula suatu peristiwa. Dalam menghadapi suatu gejala baru seseoang berusaha untuk mengenalnya dengan melacak latar belakang sejarahnya. Dengan mengungkapkan bagaimana sesuatu telah terjadi maka akan di ketahui pula identitasnya.
Fungsi kedua adalah fungsi didaktis. Dipandang dari upaya sosialisasi dan enkulturasi ternyata historiografi dengan fungsi didaktisnya sungguh sangat instrumental guna meneruskan tradisi, kebijakan, pengetahuan, nilai-nilai dari generasi ke generasi.
B.      Fungsi Legitimatif Sejarah
Fungsi fragmatis dalam penulisan sejarah adalah fungsi legitimasi. Fungsi legitimasi ini erat sekali hubungannya dengan fungsi genetis, bahkan merupakan konsekuensi serta implementasi dari fungsi genetis tersebut.
1.       Sebagai Legitimasi Dinasti atau Penguasa
Fungsi legitmasi politik ini nampak jelas dalam penulisan sejarah tradisional. Berbagai babad di tulis untuk memenuhi fungsi legitimasi politik bagi dinasti atau penguasa yang sedang berkuasa atau sedang memerintah. Legitimasi politik ini dapat di tunjukkan melalui silsilah (genealogi) atau melalui kelayakan serta keberhakannya seseorang yang sedang berkuasa.
2.       Sebagai Legitimasi Politik Negara Modern
Sejarah sebagai satu-satunya lembaga atau sarana untuk mendekati kebenaran dalam proses kestuan menurut ruang dan waktu  merupakan sarana legitimasi yang paling tepat dalam perkembangan politik suatu bangsa.